Mencintai itu anugerah, meski tak berbalas. Lewat rasa itu kau bahkan bisa membangun istana megahmu sendiri dari kepingkeping puisi dan prosa.
Cinta adalah rasa yang kuucap dalam setiap desah dan cuaca, tak sampai-sampai getarnya padamu.
Dan aku tiba di sini; jalan raya yang terbuat dari parasmu. Katakatacanggung, waktu gugu. Bagaimanakah kau menerjemahkan kekosongan?
Kemanusiaan itu tak mengenal batas negara dan agama. Ia tumbuh dari keajaiban nuranimu tanpa sekat, tanpa musim
Mengajar adalah semacam pertunjukan yang harus menarik.
Pembalasan paling indah yang sangat pedih adalah lewat novel.
Aku di sini kamu di sana, tapi kita tetap bisa berpelukan dalam doa dan puisi.
Bergantung pada manusia itu meresahkan. Bergantung pada Allah itu menentramkan.
Pagi menyelinap di jemarimu sebagai sepi yang selalu ditangkap puisi, mengabadikan sepasang jejak yang sembunyi
Telah tiba masanya mewarnai dirimu sendiri dengan yang paling kilau. Kelak dia akan bisa melihat keindahanmu, bahkan tanpa mata...
Begini rasanya harihari di linimasa. Wajahmu; 140 huruf yang terus menguntitku tanpa jarak hingga senja lesap dalam kita
Buku yang kau tulis adalah semacam jejak yang terus menyala di dunia, dan bisa menjadi cahaya akhiratmu.
Membaca dan menulis membuatmu menjadi.
Seperti apakah Anda? Menurut saya, paling tidak Anda adalah apa yang Anda tulis.