Jakarta telah menjadi sekadar tempat bertahan hidup, bukan tempat hidup yang mampu memberi arti keberadaan kepada penghuni yang tinggal di dalamnya.
Tapi Tuhan juga seperti punya jatah waktu yang boleh kita habiskan berdua. Sia-sia bertahan, sia-sia melawan.
Kehilangan adalah pahit yang tak pernah dikecap lidah.