Rakyat melahirkan para pemimpin. Bukan sebaliknya. Seorang pemimpin terlebih dahulu adalah anak bangsa. Bagian dari rakyat jelata. Bila rakyat tertindas, maka kemungkinan besar pemimpin yang lahir pun menjadi penindas. Ia sudah terbiasa ditindas, mak...
Demi kezaliman yang terjadi di Palestina, di Kashmir, di Afganistan, di Irak atau di manapun juga ... kenapa mereka rela menyengsarakan saudara-saudaranya yang sebangsa dan setanahair? Berarti ada yang salah dengan rasa kebangsaan mereka. Mereka mera...
Dalam dua ribu tahun terakhir sejak kelahiran agama-agama besar di Timur itu, Bung, dunia ini telah berperang tiga ribu kali atas nama agama dan tuhan.
Rakyat yang nasionalis hendaknya belajar menghemat energi. Pemimpin dan pemerintahan yang nasionalis hendaknya memikirkan cara-cara penghematan, bukan mengeksploitas sisa sumber daya alam yang kita miliki. Kembangkan sistem transportasi massal yang m...
Penindasan terjadi karena kelompok yang ditindas pasrah, rela ... mereka tidak bersuara. Mereka tidak berupaya untuk memperbaiki nasib mereka. Penguasa melakukan tirani karena rakyat bungkam, minder, lemah.
Sukarno seorang diri, Gandhi seorang diri, bahkan para nabi seperti Isa dan Muhammad pun seorang diri. Para bijak seperti Lao Tze dan Siddharta juga seorang diri. Namun, merekalah yang mengubah dan membuat sejarah.
Setiap anak bangsa memiliki arti yang sama bagi bangsa dan negara. Di dalam kebangsaan sesungguhnya tak perlu ada yang namanya “mayoritas” dan “minoritas”. Mayoritas tidak perlu arogan. Minoritas tidak perlu minder. Kita semua sama.
Cinta memang pasaran. Karena manusia hidup di tengah pasar dunia. Ia membutuhkan cinta pasaran. Bila ia ditempatkan di suatu tempat yang sangat tinggi di luar jangkauan manusia, maka ia tidak berguna bagi manusia.
Pulau-pulau kecil yang terlihat olehmu, dipersatukan semuanya oleh laut. Setiap pulau beda, namun keberadaan mereka karena laut yang satu dan sama.
Mereka lahir, hidup, dan mati dalam ketidakpuasan. Apa yang mereka bayangkan dan inginkan tidak pernah menjadi kenyataan. Mereka hidup dalam khayalan.